Dari Katupuk
Untuk Sukma, Berlian Hitam dan Diego
Ingatkan aku kawan kala rintik-rintik hujan memberi harapan kehidupan kepada bumi,
tak lepas aku dari makianmu menuju puncak kesuksesan dalam hidup
sejuta aral melintang telah terlewatkan dengan kata-kata sakti, motivasimu.
Pilar di hari kemarin sempat terlewatkan dalam penantian,
sesal meraja kala asa tak kenyataan,
nazar-nazar terucap dikeheningan malam kemarin tak satupun konsisten,
apakah kita orang-orang munafik yang hanya bisa bercakap?
Kawan,
Semua cerita di lembar catatan kita memberi sejuta makna,
tak sanggup aku berterimakasih,
lantas lebih dari itu, aku tak tahu harus apa yang dilakukan,
segudang rupiahpun sudah takluk,
hanya bunga-bunga keikhlasan yang bertabur dalam kemuliaan jiwa
Dalam harap, ada embun di hati,
saat ada kesalahpahaman diantara akar-akar dan pucuk kesetiaan
itu hakikat hidup: ada saat damai, ada saat ribut
tapi kita juga mengamalkan: ada masalah, ada solusi.
Aku masih ingat malam itu kita bersama mengharapkan fajar menyingsi,
ada ketidakadilan di dalam tubuh, kita lapar,
tapi kita bisa mengitari malam penuh kecerahan,
malam itu juga kita tuntaskan diskusi kiat-kiat para akademisi,
kau juga tahu, kita tak bisa karena kita tak sama.
Oleh Katupuk Saragih
Falsafah Jiwa "GARPUTALA"
Minggu, 18 Juli 2010
DEDIKASI SEORANG PAMONG
Untuk taman siswa
Pagi menjagamu dari tidur
Dinginnya air mengguyur tubuhmu
Kau kenakan seragam batik kebanggaanmu
Di bayangmu ada harapan cerah
Anak bangsa
Kau cium jemari ibu sebelum engkau berangkat
Tak lupa ibu merogoh saku,
Atau meminjam demi cita-citamu
Tatapannya iba, cemerlang tiada tara
Sedang di sana
Pamong, pelita hidup berdiri setia menunggumu
Pagi buta dia bergegas
Siap untuk masa depanmu, membangun jembatan lorong kehidupan
Tapi kenapa engkau ingkar anakku
Bertindak semaumu melepas moral edukasi
Dimana tekadmu kemarin?
Tidakkah engkau ingat pesan ibu tadi pagi?!
Yang tidak pernah bisu, selalu berdoa untukmu
Harapan ibu ada di pundakmu
Anakku, aku tidak mau kelak kau manjadi TKI
Yang disetrika, diperkosa, ditipu majikan karena kebodohan
Aku tidak mau kau menjadi peminta-minta, menjadi tikus yang menggerogoti kekayaan bangsa ini
Jangan kau jadi pembantu di negerimu
Jadilah anak indonesia, generasi terbaik bangsa
Lihatlah betapa setianya pamongmu
Meninggalkan keluarga di pagi hari mendidikmu
Menanamkan dedikasi tanpa batas
Pintal semangat untuk memotivasimu
Merajut martabat bangsa dalam hidupmu
Jiwa mereka mengalir
Menumpu harap bersamamu
Setiap detak nadinya
Diabdikan untukmu
Betapa mulianya mereka, pamongmu
Karya Rudi Saragih
Langganan:
Postingan (Atom)