Dari Katupuk
Untuk Sukma, Berlian Hitam dan Diego
Ingatkan aku kawan kala rintik-rintik hujan memberi harapan kehidupan kepada bumi,
tak lepas aku dari makianmu menuju puncak kesuksesan dalam hidup
sejuta aral melintang telah terlewatkan dengan kata-kata sakti, motivasimu.
Pilar di hari kemarin sempat terlewatkan dalam penantian,
sesal meraja kala asa tak kenyataan,
nazar-nazar terucap dikeheningan malam kemarin tak satupun konsisten,
apakah kita orang-orang munafik yang hanya bisa bercakap?
Kawan,
Semua cerita di lembar catatan kita memberi sejuta makna,
tak sanggup aku berterimakasih,
lantas lebih dari itu, aku tak tahu harus apa yang dilakukan,
segudang rupiahpun sudah takluk,
hanya bunga-bunga keikhlasan yang bertabur dalam kemuliaan jiwa
Dalam harap, ada embun di hati,
saat ada kesalahpahaman diantara akar-akar dan pucuk kesetiaan
itu hakikat hidup: ada saat damai, ada saat ribut
tapi kita juga mengamalkan: ada masalah, ada solusi.
Aku masih ingat malam itu kita bersama mengharapkan fajar menyingsi,
ada ketidakadilan di dalam tubuh, kita lapar,
tapi kita bisa mengitari malam penuh kecerahan,
malam itu juga kita tuntaskan diskusi kiat-kiat para akademisi,
kau juga tahu, kita tak bisa karena kita tak sama.
Oleh Katupuk Saragih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar