GARPUTALA
"GARAPAN PEMUDA TAHAN LAPAR"
Falsafah Jiwa "GARPUTALA"
Selasa, 26 Oktober 2010
Pengumuman
"Menulis Itu Gampang"
Diberitahukan kepada kawan-kawan peserta Perlatihan Menulis Puisi bagi yang ingin mengikuti acara "Buat Buku Rame-Rame" dapat mengirimkan puisi dan biodata lengkap ke email pemudalapar@gmail.com atau arul.tampan88@gmail.com. Puisi yang dikirimkan sebanyak dua buah. Tanggal pengiriman paling lambat 15 November 2010
nb: jangan lupa sertakan foto ukuran dompet pada biodata kawan-kawan.
Bermula Garputala
aku tak tahu..
hidup kita bermula saat
kasih menghujam pada bulir cinta-Nya...
Ia mempertemuka dua gerbong
dengan dua lainnya
hingga kini berlanjut satu
dalam satu kesatuan...
menjadikan rel kita dalam satu
alur yang tiada perhentian..
go go go GARPUTALA..
we love you..
Baltimore Sandiego
Medan, 26 Oktober 2010
hidup kita bermula saat
kasih menghujam pada bulir cinta-Nya...
Ia mempertemuka dua gerbong
dengan dua lainnya
hingga kini berlanjut satu
dalam satu kesatuan...
menjadikan rel kita dalam satu
alur yang tiada perhentian..
go go go GARPUTALA..
we love you..
Baltimore Sandiego
Medan, 26 Oktober 2010
Munajat Hamba
malam kelam menyelam pada embun
saat jemari tak henti bertasbih
diantara putih kasih cinta-Nya..
kulantunkan setitik munajat
pada penghambaan diri yang kelu...
detik rindu memaksaku bergumam
pada penghamparan malam-malam-Nya..
Robb..
aku rindu aroma syurgamu...
Baltimore Sandiego
Medan, 26 Oktober 2010
saat jemari tak henti bertasbih
diantara putih kasih cinta-Nya..
kulantunkan setitik munajat
pada penghambaan diri yang kelu...
detik rindu memaksaku bergumam
pada penghamparan malam-malam-Nya..
Robb..
aku rindu aroma syurgamu...
Baltimore Sandiego
Medan, 26 Oktober 2010
Selasa, 19 Oktober 2010
Cara Mengirimkan Puisi Ke Media Massa
Menindaklanjuti acara Perlatihan Menulis Puisi yang diselenggarakan oleh Komunitas Garapan Pemuda Tahan Lapar(GARPUTALA) pada Sabtu 16 Oktober 2010 lalu. maka pada kesempatan kali ini kami ingin memberikan sedikit tambahan informasi tentang bagaimana cara mengirimkan puisi ke media massa melalui email.
Hal pertama yang harus teman sekalian menyiapkan puisi yang akan dikirim ke media massa. Biasanya kertas yang digunakan adalah A4 dengan page setup top 3 cm, bottom 3 cm, left 3 cm, right 3 cm, dan jangan lupa untuk melampirkan profil anda pada 1 lembar paling bawah.
Kedua, proses pengiriman pada saat anda ingin mengirimkan puisi anda ke media massa jangan lupa untuk mencantumkan alamat email media massa yang sudah diberikan kepada anda pada kolom "KEPADA". Lalu pada kolom "Judul Subjek" anda cukup menuliskan kata Puisi di tambah dengan nama anda. selanjtunya lampirkan berkas seperti pada gambar contoh. Terakhir pada kolom pesan anda juga dapat melihatnya pada gambar contoh yang sudah kami sediakan.
ketiga, klik link di bawah kolom pesan yang bertuliskan "KIRIM"
Bagaimana, mudah bukan.
SELAMAT MENCOBA!
Hal pertama yang harus teman sekalian menyiapkan puisi yang akan dikirim ke media massa. Biasanya kertas yang digunakan adalah A4 dengan page setup top 3 cm, bottom 3 cm, left 3 cm, right 3 cm, dan jangan lupa untuk melampirkan profil anda pada 1 lembar paling bawah.
Kedua, proses pengiriman pada saat anda ingin mengirimkan puisi anda ke media massa jangan lupa untuk mencantumkan alamat email media massa yang sudah diberikan kepada anda pada kolom "KEPADA". Lalu pada kolom "Judul Subjek" anda cukup menuliskan kata Puisi di tambah dengan nama anda. selanjtunya lampirkan berkas seperti pada gambar contoh. Terakhir pada kolom pesan anda juga dapat melihatnya pada gambar contoh yang sudah kami sediakan.
ketiga, klik link di bawah kolom pesan yang bertuliskan "KIRIM"
Bagaimana, mudah bukan.
SELAMAT MENCOBA!
Minggu, 15 Agustus 2010
Ejaan Jiwa
katupuk
Kau baru saja mengungkapkan ilmu padi diantara orang kerdil
Dalam malam guratan evaluasi terpahat kemilau, sahabat
Dari jiwa-jiwa sedih hari kemarin
Kita telah membubut kebersamaan
Dalam perjalanan hari lalu
Kita tersenyum bersama bunga-bunga pagi
Ada segala rasa dalam sahabat
Aku besar tak lepas dari batinku yang telah bercampur keringatmu
Tak bisa aku pungkiri itu
Walau embun pagi juga belum turun
Pedebatan kita malam ini menguak untaian makna
Walau matahari belum berbagi sinar
Tapi sinar sahabat cemerlang diantara gelapnya jiwa
Mega malam telah bersama kita
Ada sebuah bintang yang memberi semangat
Aku bangga kala semangat malam ini
Kembali ada arus menuju ketinggian,
Dan itu,
Nurani kita
Semangatku, semangatmu, semangat kita!
Terukir dalam bulan suci, bulan penuh berkah
Hingga akhir nanti kita bisa tersenyum
Setelah mengalami lapar dan haus dalam garapan pemuda tahan lapar
Garputala sebutannya
Hari kemarin bisa diingat dan dilantunkan
Sedih kemarin hikmah hari ini
Menjadi semangat hari depan
Jangan katakana kata “aduh” dalam deretan katamu
Tertuju semua situasi dan kondisi,
Ejalah semangat dalam tantangan,
bukan dalam masalah
Pun dalam sela-sela nafas di balik udara
Selama kita hidup, satu harapanku terpenting
Selama aku ada
jangan umbarkan, jangan lakukan deretan kata itu:
pergi…!
Enyahkan itu sahabat!
Jadikan semangat dalam diri.
Lantai tiga 7naga
Memberi guratan cinta dalam sahabat
Semangat dalam sahabat
Rasa dalam sahabat
Berharap awan berhembus menuju cahaya di timur
Tembung, Lt 3 7naga 03:00
3 Ramadhan 1431 H
Kau baru saja mengungkapkan ilmu padi diantara orang kerdil
Dalam malam guratan evaluasi terpahat kemilau, sahabat
Dari jiwa-jiwa sedih hari kemarin
Kita telah membubut kebersamaan
Dalam perjalanan hari lalu
Kita tersenyum bersama bunga-bunga pagi
Ada segala rasa dalam sahabat
Aku besar tak lepas dari batinku yang telah bercampur keringatmu
Tak bisa aku pungkiri itu
Walau embun pagi juga belum turun
Pedebatan kita malam ini menguak untaian makna
Walau matahari belum berbagi sinar
Tapi sinar sahabat cemerlang diantara gelapnya jiwa
Mega malam telah bersama kita
Ada sebuah bintang yang memberi semangat
Aku bangga kala semangat malam ini
Kembali ada arus menuju ketinggian,
Dan itu,
Nurani kita
Semangatku, semangatmu, semangat kita!
Terukir dalam bulan suci, bulan penuh berkah
Hingga akhir nanti kita bisa tersenyum
Setelah mengalami lapar dan haus dalam garapan pemuda tahan lapar
Garputala sebutannya
Hari kemarin bisa diingat dan dilantunkan
Sedih kemarin hikmah hari ini
Menjadi semangat hari depan
Jangan katakana kata “aduh” dalam deretan katamu
Tertuju semua situasi dan kondisi,
Ejalah semangat dalam tantangan,
bukan dalam masalah
Pun dalam sela-sela nafas di balik udara
Selama kita hidup, satu harapanku terpenting
Selama aku ada
jangan umbarkan, jangan lakukan deretan kata itu:
pergi…!
Enyahkan itu sahabat!
Jadikan semangat dalam diri.
Lantai tiga 7naga
Memberi guratan cinta dalam sahabat
Semangat dalam sahabat
Rasa dalam sahabat
Berharap awan berhembus menuju cahaya di timur
Tembung, Lt 3 7naga 03:00
3 Ramadhan 1431 H
Minggu, 18 Juli 2010
RUPIAH PUN TAKLUK
Dari Katupuk
Untuk Sukma, Berlian Hitam dan Diego
Ingatkan aku kawan kala rintik-rintik hujan memberi harapan kehidupan kepada bumi,
tak lepas aku dari makianmu menuju puncak kesuksesan dalam hidup
sejuta aral melintang telah terlewatkan dengan kata-kata sakti, motivasimu.
Pilar di hari kemarin sempat terlewatkan dalam penantian,
sesal meraja kala asa tak kenyataan,
nazar-nazar terucap dikeheningan malam kemarin tak satupun konsisten,
apakah kita orang-orang munafik yang hanya bisa bercakap?
Kawan,
Semua cerita di lembar catatan kita memberi sejuta makna,
tak sanggup aku berterimakasih,
lantas lebih dari itu, aku tak tahu harus apa yang dilakukan,
segudang rupiahpun sudah takluk,
hanya bunga-bunga keikhlasan yang bertabur dalam kemuliaan jiwa
Dalam harap, ada embun di hati,
saat ada kesalahpahaman diantara akar-akar dan pucuk kesetiaan
itu hakikat hidup: ada saat damai, ada saat ribut
tapi kita juga mengamalkan: ada masalah, ada solusi.
Aku masih ingat malam itu kita bersama mengharapkan fajar menyingsi,
ada ketidakadilan di dalam tubuh, kita lapar,
tapi kita bisa mengitari malam penuh kecerahan,
malam itu juga kita tuntaskan diskusi kiat-kiat para akademisi,
kau juga tahu, kita tak bisa karena kita tak sama.
Oleh Katupuk Saragih
Untuk Sukma, Berlian Hitam dan Diego
Ingatkan aku kawan kala rintik-rintik hujan memberi harapan kehidupan kepada bumi,
tak lepas aku dari makianmu menuju puncak kesuksesan dalam hidup
sejuta aral melintang telah terlewatkan dengan kata-kata sakti, motivasimu.
Pilar di hari kemarin sempat terlewatkan dalam penantian,
sesal meraja kala asa tak kenyataan,
nazar-nazar terucap dikeheningan malam kemarin tak satupun konsisten,
apakah kita orang-orang munafik yang hanya bisa bercakap?
Kawan,
Semua cerita di lembar catatan kita memberi sejuta makna,
tak sanggup aku berterimakasih,
lantas lebih dari itu, aku tak tahu harus apa yang dilakukan,
segudang rupiahpun sudah takluk,
hanya bunga-bunga keikhlasan yang bertabur dalam kemuliaan jiwa
Dalam harap, ada embun di hati,
saat ada kesalahpahaman diantara akar-akar dan pucuk kesetiaan
itu hakikat hidup: ada saat damai, ada saat ribut
tapi kita juga mengamalkan: ada masalah, ada solusi.
Aku masih ingat malam itu kita bersama mengharapkan fajar menyingsi,
ada ketidakadilan di dalam tubuh, kita lapar,
tapi kita bisa mengitari malam penuh kecerahan,
malam itu juga kita tuntaskan diskusi kiat-kiat para akademisi,
kau juga tahu, kita tak bisa karena kita tak sama.
Oleh Katupuk Saragih
DEDIKASI SEORANG PAMONG
Untuk taman siswa
Pagi menjagamu dari tidur
Dinginnya air mengguyur tubuhmu
Kau kenakan seragam batik kebanggaanmu
Di bayangmu ada harapan cerah
Anak bangsa
Kau cium jemari ibu sebelum engkau berangkat
Tak lupa ibu merogoh saku,
Atau meminjam demi cita-citamu
Tatapannya iba, cemerlang tiada tara
Sedang di sana
Pamong, pelita hidup berdiri setia menunggumu
Pagi buta dia bergegas
Siap untuk masa depanmu, membangun jembatan lorong kehidupan
Tapi kenapa engkau ingkar anakku
Bertindak semaumu melepas moral edukasi
Dimana tekadmu kemarin?
Tidakkah engkau ingat pesan ibu tadi pagi?!
Yang tidak pernah bisu, selalu berdoa untukmu
Harapan ibu ada di pundakmu
Anakku, aku tidak mau kelak kau manjadi TKI
Yang disetrika, diperkosa, ditipu majikan karena kebodohan
Aku tidak mau kau menjadi peminta-minta, menjadi tikus yang menggerogoti kekayaan bangsa ini
Jangan kau jadi pembantu di negerimu
Jadilah anak indonesia, generasi terbaik bangsa
Lihatlah betapa setianya pamongmu
Meninggalkan keluarga di pagi hari mendidikmu
Menanamkan dedikasi tanpa batas
Pintal semangat untuk memotivasimu
Merajut martabat bangsa dalam hidupmu
Jiwa mereka mengalir
Menumpu harap bersamamu
Setiap detak nadinya
Diabdikan untukmu
Betapa mulianya mereka, pamongmu
Karya Rudi Saragih
Langganan:
Postingan (Atom)